Kamis, 24 Oktober 2019

SISTEM KOMUNIKASI MASSA_KOMUNIKASI KONSELING

SISTEM KOMUNIKASI MASSA

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah  
Komunikasi Konseling
Dosen Pengampu:
Dr. Marhamah, M. Kom. I

 
Disusun Oleh :
Mutia                           2017320133
Unit 2                          Semester III

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE

2017/2018





KATA PENGANTAR


Puji dan Syukur Kami Panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Sistem Komunikasi Massa” tepat  waktu. Tidak lupa  shalawat dan salam kami kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia dari alam tidak berpengetahuan kepada alam yang penuh akan ilmu pengetahuan.
Kami juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen yang membimbing mata kuliah Komunikasi Konseling pada semester ini. Dalam penulisan makalah ini kami juga terlebih dahulu meminta maaf dan memohon pemakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat yang kurang tepat.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.

  
Lhokseumawe, 13 Desember 2018

                                                                                                            Penulis








DAFTAR ISI
Halaman
 



KATA PENGANTAR ......................................................................................    i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... .. ii           

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang .........................................................................................    1           
B.    Rumusan Masalah ..................................................................................... .. 2
C.    Tujuan Masalah ........................................................................................... 2


BAB II PEMBAHASAN
A.    Konsep Dasar Sistem Komunikasi Massa ................................................... 3
B.    Efek Komunikasi Massa............................................................................... 5
C.    Model-model tentang Komunikasi Massa ................................................... 8


BAB III  PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................. 13           

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan masyarakat dari tradisonal ke masyarakat modern tentu mempengaruhi cara pemenuhan kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Demikian pula, pada komunikasi terjadi pergeseran dari tradisional ke modern. Dahulu manusia hanya dapat berkomunikasi secara tatap muka, dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat, komunikasi dapat dilakukan dengan mengandalkan peralatan modern.
Dalam komunikasi massa, penyampaian pesan oleh komunikator bersifat melembaga dan dilakukan media massa, bersifat umum dan satu arah secara terbuka kepada khalayak yang heterogen. Komunikator sebagai penyampai pesan tidak mengenal persis komunikannya atau disebut juga bersifat anonim. Komunikasi massa telah menggeser kedudukan kepentingan komunikasi tatap muka seperti komunikasi interpersonal.
Komunikasi massa memberikan pengaruh yang cukup besar pada khalayak penggunanya, diantaranya kehadiran media massa secara fisik, dan efek pesan berupa efek kognitif, afektif , dan behavioral. Komunikasi massajuga berkaitan dengan budaya massa karena massa melalui media massa memiliki peran dan efektif untuk memengaruhi perilaku dan homogenitas budaya dalam masyarakat.






B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu sistem komunikasi massa?
2.      Apa saja efek dari sistem komunikasi massa?
3.      Apa saja model-model dari proses komunikasi?
4.      Bagaimana penggabungan saluran media massa dengan saluran antarpribadi?


C.     Tujuan Makalah
1.      Agar mengetahui pengertian dari sistem komunikasi
2.      Agar mengetahui efek dari sistem komunikasi
3.      Agar mengetahui model-model dari proses komunikasi massa
4.      Agar mengetahui seperti apa penggabungan saluran media massa dengan saluran antarpribadi











BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsep Dasar Sistem Komunikasi Massa
1.      Pengertian Sistem Komunikasi Massa
Istilah komunikasi massa pada dasarnya merupakan penyederhanaan dari komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk kepada komunikan (penerima pesan) yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini menunjuk kepada khalayak, aundience, penonton, pemirsa, atau pembaca.[1]
Menurut Bittner, komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan pada sejumlah orang. Meletzke mendefinisikan komunikasi massa sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.
Menurut Rahmat(2003), definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner(1980), yaitu “mass communication is messages communicated through a mass medium is a large number of people”  (komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang). Berdasarkan definisi tersebut, dapat diartikan bahwa komunikasi massa merujuk pada “pesan”.[2]
Menurut Wiryanto (2000), komunikasi massa merupakan tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan m ulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesa-pesan komunikasi.[3]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang memafaatkan media massa untuk menyebarkan pesan kepada khalayak luas pada saat bersamaan.
Elizabeth Noelle-Neuman (Rakhmat, 2003) menyebutkan empat tanda pokok dari komunikasi massa, yaitu sebagai berikut.[4]
a.       Bersifat Tidak Langsung
Bersifat tidak langsung artinya melewati media teknis (teknologi media). Komunikasi massa mengharuskan adanya media massa dalam prosesnya. Hal ini disebabkan teknologi yang membuat komunikasi massa dapat terjadi.
b.      Bersifat Tidak Satu Arah
Satu arah artinya tidak ada interaksi antarpeserta komunikasi. Dalam istilah komunikasi, reaksi khalayak yang dijadikan masukan untuk proses komunikasi berikutnya disebut umpan balik (feedback). Akan tetapi, dalam sistem komunikasi massa, komunikator sukar menyesuaikan pesannya dengan reaksi komunikan (khalayak luas).
c.       Bersifat Tidak Terbuka
Bersifat terbuka artinya ditujukan kepada publik yang tidak terbatas dan anonim. Komunikasi dengan media massa memungkinkan komunikator untuk menyampaikan pesan kepada publik yang tidak terbatas jumlahnya, siapa pun dan berapa pun orangnya selama mereka memiliki alat penerima (media ) siaran tersebut.
d.      Mempunyai Publik
Komunikasi massa mempunyai publik yang secara geografis tersebar. Seperti dikemukakan sebelumnya, komunikasi massa tidak hanya ditujukan bagi kelompok orang dikawasan tertentu, tetapi lebih kepada khalayak luas dimanapun mereka berada. Oleh karena itu, melalui media massa seseorang atau sekelompok orang dapat melakukan persuasi kepada banyak orang di berbagai tempat dengan efisien.
2.      Ciri-ciri Komunikasi Massa
Ciri-ciri komunikasi massa adalah sebagai berikut:
a.       Melembaga
b.      Anonim dan Heterogen
c.       Pesan Bersifat Umum
d.      Komunikasinya Berlangsung Satu Arah
e.       Menimbulkan Keserempakan
f.       Mengandalkan Peralatan Teknis
g.      Dikontrol oleh Gatekeeper 

3.      Unsur-unsur Komunikasi Massa
Unsur-unsur komunikasi massa adalah sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver), dan efek (effect).
Menurut Wiryanto (2000) yang menggunakan pendapat Laswell, untuk mengerti unsur-unsur komunikasi massa, kita harus menjawab pertanyaan yang diformulasikan sebagai berikut: who says what in which channel tp whom and with what effect? (siapa berkata apa dalam media yang mana kepada siapa dengan efek apa?)[5]

B.     Efek Komunikasi Massa
Dalam ilmu komunikasi, efek komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesn komunikator terhadap komunikan.[6]

1.      Efek Kehadiran Media Massa
Steven H. Chaffe merumuskan efek kehadiran media massa yang terdiri atas berikut ini.
a.       Efek ekonomis, yaitu kehadiran media massa menggerakkan lahirnya berbagai usaha dalam bidang jasa media massa, mulai produksi, distribusi, hingga komsumsi.
b.      Efek sosial berkaitan dengan perubahan struktur atau interaksi sosial.
c.       Penjadwalan ulang kegiatan sehari-hari.
d.      Menghilangkan dan menumbuhkan perasaan tertrentu.

2.      Efek Kognitif Komunikasi Massa
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini dibahas tentang cara media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermamfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif.[7]
Informasi yang disajikan media massa berupa realitas yang tampak sebagai gambaran yang memiliki makna. Gambaran tersebut lazim disebut citra.
Efek kognitif komunikasi massa dapat dijelaskan dengan cara menelaah terlebih dahulu proses pembentukan dan perubahan citra, lalu memperkenlkan agenda setting yang merupakan penguraian dari pembentukan citra. Setelah itu, barulah dipahami efek prososial kognitif media massa.
3.      Efek Afektif Komunikasi Massa
Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya efek afektif dari komunikasi massa.[8]

a.       Suasana Emosional
Respon kita terhadap sebuah film, iklan, ataupun sebuah informasi akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita.
b.      Skema Kognitif
Skema kognitif merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan alur peristiwa.
c.       Situasi Terpaan
Situasi terpaan adalah situasi yang menyebabkan timbulnya sifat tertentu.
d.      Faktor Predisposisi Individual
Faktor ini menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan dalam media massa. Dengan identifikasi penonton, pembaca, atau pendengar menempatkan dirinya dalam posisi tokoh. Ia merasakan apa yang dirasakan tokoh. Oleh karena itu, ketika tokoh identifikasi (identifikan) itu kalah, ia juga kecewa, ketika identifikasikan berhasil, ia gembira.

4.      Efek Behavioral Komunikasi Massa
Efek ini menjelaskan bahwa efek komunikasi massa terhadap perilaku khalayaknya yang teraplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Perilaku yang terjadi sebagai dari komunikasi massa yang akan dibahas adalah efek prososial behavioral dan perilaku agresif karena keduanya lebih sering dibicarakan.
a.       Efek Prososial Behavioral
Perilaku profesional adalah memiliki keterampilan yang bermamfaat bagi dirinya dan orang lain.[9] Keterampilan dapat diperoleh dari tenaga pendidik keterampilan yang sifatnya personal, seperti guru, orangtua, dan tenaga pendidik keterampilan lainnya. Pergeseran dunia kearah modernitas membuat tugas mendidik sebagian diambil oleh media massa. Misalnya, majalah tentang fashion hijab style telah mengajarkan pembacanya untuk berkreasi dalam menggunakan hijab. Sekalipun demikian, perlu dipahami bahwa kita mampu memiliki keterampilan tertentu apabila terdapat jalinan positif antara stimulus yang kita amati dan karakteristik diri kita.
b.      Perilaku Agresif
      Muncul dugaan bahwa penyajian informasi, cerita hingga adegan kekerasan oleh media massa akan memancing orang-orang yang mendengar, menonton, dan membaca kekerasan tersebut akan melakukan kekerasan pula. Dengan kata lain, akan mendorong orang menjadi agresif. Agresif adalah perilaku yang diarahkan untuk merusak sesuatu yang dapat menghindari perlakuan seperti itu. Contoh perilaku agresif yaitu, ketika maraknya kabar seorang siswa sekolah dasar yang meniru adegan gulat dari acara Smack Down sehingga satu orang tewas akibat adegan gulat tersebut.
C.    Model-model Efek Komunikasi Massa
Berikut ini adalah model-model proses komunikasi massa.[10]
1.      Model Teori Peluru (Bullet Theory Model)
Teori peluru yang dikenal pula sebagai teori Hypordermic Needle atau Stimulus-Response yang mekanistis menyatakan bahwa komunikasi massa memiliki kekuatan yang besar atau khalayak massa (audiens).
Media massa dianggap memiliki pengaruh yang sangat besar, layaknya jarum suntik yang dimasukkan dalam tubuh pasien, audiens menerimanya secara langsung dan pengaruhnya spontan dirasakan. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan sikap dan perilakunya secara spontan.


2.      Model Efek Terbatas (Limited Effects Model)
Model efek terbatas ini memperoleh dukungan yang kuat dari model alur komunikasi dua tahao (two step flow) yang menyatakan bahwa tidak seluruh pesan media mencapai aundiens secara langsung. Sebagian besar berlangsung secara bertahap. Tahap pertama berasal dari media massa kepada para pemuka masyarakat (opinion leaders). Adapun tahap kedua berasal dari pemuka masyarakat kepada khalayak ramai (mass audience atau followers). Menurut model ini, komunikasi masa hanya akan efektif, khususnya dalam mengubah sikap dan perilaku (behavior change), apabila pemggunaannya dikokmbinasikan dengan komunikasi antarpribadi (interpersonal communication).
3.      Model Efek Moderat (Moderate Effects Model)
Model ini meliputi pendekata-pendekatan berikut ini:
a.      The Information-Seeking Paradigm
Kecenderungan audiens untuk secara aktif mencari informasi yang bergantung pada opinion leader. Paradigma ini memusatkan perhatiannya pada perilaku individual dalam mencari informasi dan berusaha mengidentifikasikan faktor-faktor yang menentukan perilaku.
b.      The Uses and Grtifications Approach
Pendekatan ini merupakan pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-pesan media berdasarkan asas manfaat dan kepuasaan. Menurut pendekatan ini, komunikasi massa mempunyai kapasitas menawarkan sejumlah pesan yang dapat dimanfaatkan oleh komunikannya, sekaligus dapat memuaskan berbagi kebutuhannya. Dengan demikian, orang yang berbeda dapat menggunakan pesan-pesan media yang berbeda-beda.
Pendekatan ini pertama kali dinyatakan oleh Elihu Katz sebagi reaksi terhadap Bernard Berelson yang menyatakan bahwa penelitian komunikasi mengenai efek media massa telah mati.
Karena penggunaan media adalah salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan, efek media sekarang didefinisikan sebagai situasi ketika pamuasan kebutuhan tercapai.[11]
c.       The Agenda-Setting Function
Model lain yang termasuk adalah model efek moderat adalah pendekataan agenda setting yang dikembangkan oleh Maxwell E. McComb dan Donal L. Shaw. Model ini menunjuk pada kemampuan media massa untuk bertindak selaku agenda (catatan harian) para komunikannnya. Hal ini disebabkan media memiliki kapasitas untuk memilih materi atau isi pesan bagi komunikannya.
Materi atau isi pesan ini diterima komunikan sebagai sesuatu yang penting yang dapat memengaruhi sikap dan perilakunya mengenai sesuatu. Menurut teori ini, media massa tidak dapat memengaruhi orang untuk merubah sikap, tetapi cukup berpengaruh terhadap hal-hal yang dipikirkan orang. Artinya, media massa memengaruhi persepsi khalayak tentang sesuatu yang dianggap penting.
d.      The Cultural Norms Theory
Menurut teori ini, komunikasi massa memiliki efek yang tidak langsung atas perilaku malalui kemampuannya dalam membentuk norma baru. Norma ini berpengaruh terhadap pola sikap yang pada akhirnya memengaruhi pola perilakunya.
4.      Model Efek Kuat
Model efek kuat ini merupakan indikasi bahwa pada suatu saat orang akan benar-benar mendapati komunikasi massa yang memiliki efek yang besar, all-powerfull dalam versi yang baru.
Sejumlah studi sependapat bahwa komunikasi massa dapat mewujudkan powerfull effect apabila ia digunakan dalam program atau kampanye yang dipersiapkan lebih dahulu secara cermat sesuai dengan prinsip komunikasi yang ada. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Prinsip mengulang-ulang (redundancy), yaitu mengulang-ulang suatu pesan selama periode waktu tertentu. Cara ini banyak membawa hasil dibandingkan dengan hanya menyajikan pesan tunggal dalam memperoleh efek yang diinginkan.
b.      Mengidentifikasikan dan memfokuskan pada audiens tertentu yang ditargetkan (segmentasi khalayak), kemudian secara khusus dalam arti pesan-pesan itu hanya ditujukan kepadanya dan tidak kepada setiap orang.
c.       Ide atau gagasan dari teori komunikasi juga dapat digunakan dalam pengembangan tema-tema komunikasi, pesan-pesan yang akan diciptakan, dan media yang digunakan.

5.      Penggabungan Saluran Media Massa dengan Saluran Antarpribadi
Schramm menunjukkan secara khusu tugas-tugas modernisasi yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh media massa dan dapat diterapkan untuk setiap situasi komunikasi massa. Penggabungan antara media massa dan saluran antarpribadi merupakan alat ysng paling efektif untuk menvapai hal berikut.[12]
a.       Mencapai Khalayak dengan Ide-ide Baru
Penggabungan media massa dan saluran antarpribadi memengaruhi khalayak untuk memanfaatkan inovasi-inovasi. Bentuk penggabungan antara kedua saluran itu disebut sebagai forum media (mass media forums, media forums).
Forum media ini pertama kali dikembangkan di kalangan keluarga-keluarga petani di Kanada. Kemudia menyebar ke Jepang dan negar-negara berkembang.

b.      Jenis Forum Media
Jenis-jenis forum media adalah sebagai berikut. Forum-forum radio; India pernah tercatat sebagai negara yang paling luas menggunakan forum radio. Di negara tersebut, forum radio berusaha membantu para petani menyadarkan mereka tentang masalah atau inovasi di bidang pertanian dan kesehatan serta meningkatkan semangat mereka untuk mencoba ide-ide baru.
Secara reguler, program-program radio yang telah dijadwalkan, mengadakan agenda pertemuan anggota forum, baik di rumah maupun tempat umum untuk mendengarkan siaran yang berfungsi sebagai agen kelompok belajar yang menyertainya.
Forum-forum itu memberikan umpan balik secara teratur berupa laporan diskusi atau pertanyaan-pertanyaan klasifikasi kepada penyiar.
c.       Sekolah Media Massa
Sekolah media berusaha memberikan dasar-dasar pendidikan, termasuk latihan melek huruf kepada penduduk di pedesaan yang terpencil.
d.      Kelompok-kelompok Studi di Republik Rakyat Cina
Partai komunis Cina mempergunakan kelompok diskusi majalah dan surat kabar sebagai alat indoktrinasi dan pengajaran di kalangan kader partai dan para pengikut partai untuk jangka waktu 50 tahun.
Berbagai tipe forum media tersebut merupakan bentuk-bentuk komunikasi massa yang kombinasikan dengan dampak komunikasi antarpribadi dalam kelompok-kelompok kecil. Kelompok merupakan unsur yang penting dalam menggerakkan individu-individu untuk menerima pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa. Prinsip dasar yang digunakan adalah menanamkan atau mengintroduksikan gagasan kepada sejumlah khalayak secara luas.   

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang memanfaatkan media massa untuk menyebarkan pesan kepada khalayak luas pada saat yang bersamaan.
Adapun tanda pokok dari komunikasi massa ada empat; bersifat tidak langsung; bersifat tidak satu arah;bersifat tidak terbuka; dan mempunyai publik. Adapun ciri-cirinya yaitu: melembaga, anonim dan heterogen, pesan bersifat umum, komunikasinya berlangsung satu arah, menimbulkan keserempakan, mengandalkan peralatan teknis, dan dikontrol oleh gatekeeper.
Unsur-unsur komunikasi massa adalah sumber, pesan, saluran, penerima, dan efek. Efek yang ditimbulkan dari komunikasi massa dapat memengaruhi aspek kognitif, afektif, dan konatif pelaku komunikasi.
Penggabungan saluran media massa dengan saluran antarpribadi merupakan alat yang paling efektif untuk mencapai khalayak dengan ide-ide baru, menghasilkan berbagai jenis forum media, menjadikan sekolah sebagai maedia massa dan kelompok-kelompok studi di Republik Cina.
   






DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2010.  Ilmu Komunikasi.  Bandung: Satunusa

Laksana, Muhibudin Wijaya. 2015. Psikologi Komunikasi. Bandung:
CV Pustaka Setia

Nuruddin. 2013. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Press

Rahmat, Jalaluddin. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo

Karlinah, Siti. 1999. Komunikasi Massa. Jakarta: UT.



[1] Nuruddin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: Rajawali Press, 2013, hlm. 3-4
[2] Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, hlm. 17
[3] Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Grasindo, 2000, hlm: 33
[4] Loc.Cit., Jalaluddin, Psikologi..., 2003, hlm.179
[5] Loc.Cit., Wiryanto, Teori..., 2000, hlm. 35
[6] Daryanto, Ilmu Komunikasi, Bandung: Satunusa, 2010. Hlm. 27
[7] Siti Karlinah, Komunikasi Massa, Jakarta: UT, 1999, hlm. 8
[8] Loc.Cit.,Jalaluddin Rakhmat, hlm.232-234
[9] Op.Cit., Jalaluddin Rahmat, hlm. 237
[10] Loc.Cit,. Daryanto, ilmu..., 2010, hlm. 29
[11] Loc.Cit., Jalaluddin Rahmat, Psikologi..., 2003, hlm. 179
[12] Loc.Cit., Wiryanto, Teori..., 2000, hlm. 47.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar