SISTEM
KOMUNIKASI MASSA
MAKALAH
Diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah
Komunikasi
Konseling
Dosen
Pengampu:
Dr.
Marhamah, M. Kom. I
Disusun
Oleh :
Mutia
2017320133
Unit
2 Semester III
BIMBINGAN
DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS
USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kami Panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Sistem Komunikasi Massa” tepat waktu. Tidak lupa shalawat dan salam kami kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia dari alam tidak berpengetahuan kepada alam yang penuh akan ilmu pengetahuan.
Kami juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen yang membimbing mata kuliah Komunikasi Konseling pada semester ini. Dalam penulisan makalah ini kami juga terlebih dahulu meminta maaf dan memohon pemakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat yang kurang tepat.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Lhokseumawe, 13 Desember 2018
Penulis
DAFTAR ISI
|
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... .. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... .. 2
C. Tujuan Masalah ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Sistem Komunikasi Massa ................................................... 3
B. Efek Komunikasi Massa............................................................................... 5
C. Model-model tentang Komunikasi Massa ................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Perkembangan
masyarakat dari tradisonal ke masyarakat modern tentu mempengaruhi cara
pemenuhan kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Demikian pula, pada komunikasi
terjadi pergeseran dari tradisional ke modern. Dahulu manusia hanya dapat
berkomunikasi secara tatap muka, dengan perkembangan teknologi komunikasi yang
semakin pesat, komunikasi dapat dilakukan dengan mengandalkan peralatan modern.
Dalam
komunikasi massa, penyampaian pesan oleh komunikator bersifat melembaga dan
dilakukan media massa, bersifat umum dan satu arah secara terbuka kepada
khalayak yang heterogen. Komunikator sebagai penyampai pesan tidak mengenal
persis komunikannya atau disebut juga bersifat anonim. Komunikasi massa telah
menggeser kedudukan kepentingan komunikasi tatap muka seperti komunikasi
interpersonal.
Komunikasi
massa memberikan pengaruh yang cukup besar pada khalayak penggunanya,
diantaranya kehadiran media massa secara fisik, dan efek pesan berupa efek
kognitif, afektif , dan behavioral. Komunikasi massajuga berkaitan dengan
budaya massa karena massa melalui media massa memiliki peran dan efektif untuk
memengaruhi perilaku dan homogenitas budaya dalam masyarakat.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa itu sistem
komunikasi massa?
2.
Apa saja efek dari
sistem komunikasi massa?
3.
Apa saja
model-model dari proses komunikasi?
4.
Bagaimana
penggabungan saluran media massa dengan saluran antarpribadi?
C.
Tujuan Makalah
1.
Agar mengetahui
pengertian dari sistem komunikasi
2.
Agar mengetahui
efek dari sistem komunikasi
3.
Agar mengetahui
model-model dari proses komunikasi massa
4.
Agar mengetahui
seperti apa penggabungan saluran media massa dengan saluran antarpribadi
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Sistem Komunikasi Massa
1. Pengertian Sistem Komunikasi Massa
Istilah
komunikasi massa pada dasarnya merupakan penyederhanaan dari komunikasi melalui
media massa (media cetak dan elektronik). Massa dalam arti komunikasi massa
lebih menunjuk kepada komunikan (penerima pesan) yang berkaitan dengan media
massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan
dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini menunjuk kepada
khalayak, aundience, penonton, pemirsa, atau pembaca.[1]
Menurut
Bittner, komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan pada sejumlah
orang. Meletzke mendefinisikan komunikasi massa sebagai setiap bentuk
komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran
teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.
Menurut
Rahmat(2003), definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa
dirumuskan Bittner(1980), yaitu “mass communication is messages communicated
through a mass medium is a large number of people” (komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang). Berdasarkan
definisi tersebut, dapat diartikan bahwa komunikasi massa merujuk pada “pesan”.[2]
Menurut
Wiryanto (2000), komunikasi massa merupakan tipe komunikasi manusia (human
communication) yang lahir bersamaan dengan m ulai digunakannya alat-alat
mekanik, yang mampu melipatgandakan pesa-pesan komunikasi.[3]
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang
memafaatkan media massa untuk menyebarkan pesan kepada khalayak luas pada saat
bersamaan.
Elizabeth
Noelle-Neuman (Rakhmat, 2003) menyebutkan empat tanda pokok dari komunikasi
massa, yaitu sebagai berikut.[4]
a. Bersifat
Tidak Langsung
Bersifat
tidak langsung artinya melewati media teknis (teknologi media). Komunikasi
massa mengharuskan adanya media massa dalam prosesnya. Hal ini disebabkan
teknologi yang membuat komunikasi massa dapat terjadi.
b. Bersifat
Tidak Satu Arah
Satu
arah artinya tidak ada interaksi antarpeserta komunikasi. Dalam istilah
komunikasi, reaksi khalayak yang dijadikan masukan untuk proses komunikasi
berikutnya disebut umpan balik (feedback). Akan tetapi, dalam sistem
komunikasi massa, komunikator sukar menyesuaikan pesannya dengan reaksi
komunikan (khalayak luas).
c. Bersifat
Tidak Terbuka
Bersifat
terbuka artinya ditujukan kepada publik yang tidak terbatas dan anonim.
Komunikasi dengan media massa memungkinkan komunikator untuk menyampaikan pesan
kepada publik yang tidak terbatas jumlahnya, siapa pun dan berapa pun orangnya
selama mereka memiliki alat penerima (media ) siaran tersebut.
d. Mempunyai
Publik
Komunikasi
massa mempunyai publik yang secara geografis tersebar. Seperti dikemukakan
sebelumnya, komunikasi massa tidak hanya ditujukan bagi kelompok orang
dikawasan tertentu, tetapi lebih kepada khalayak luas dimanapun mereka berada.
Oleh karena itu, melalui media massa seseorang atau sekelompok orang dapat
melakukan persuasi kepada banyak orang di berbagai tempat dengan efisien.
2. Ciri-ciri Komunikasi Massa
Ciri-ciri
komunikasi massa adalah sebagai berikut:
a. Melembaga
b. Anonim
dan Heterogen
c. Pesan
Bersifat Umum
d. Komunikasinya
Berlangsung Satu Arah
e. Menimbulkan
Keserempakan
f. Mengandalkan
Peralatan Teknis
g. Dikontrol
oleh Gatekeeper
3. Unsur-unsur Komunikasi Massa
Unsur-unsur
komunikasi massa adalah sumber (source), pesan (message), saluran
(channel), penerima (receiver), dan efek (effect).
Menurut
Wiryanto (2000) yang menggunakan pendapat Laswell, untuk mengerti unsur-unsur
komunikasi massa, kita harus menjawab pertanyaan yang diformulasikan sebagai
berikut: who says what in which channel tp whom and with what effect? (siapa
berkata apa dalam media yang mana kepada siapa dengan efek apa?)[5]
B. Efek Komunikasi Massa
Dalam
ilmu komunikasi, efek komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan
pesn komunikator terhadap komunikan.[6]
1. Efek Kehadiran Media Massa
Steven
H. Chaffe merumuskan efek kehadiran media massa yang terdiri atas berikut ini.
a. Efek
ekonomis, yaitu kehadiran media massa menggerakkan lahirnya berbagai usaha
dalam bidang jasa media massa, mulai produksi, distribusi, hingga komsumsi.
b. Efek
sosial berkaitan dengan perubahan struktur atau interaksi sosial.
c. Penjadwalan
ulang kegiatan sehari-hari.
d. Menghilangkan
dan menumbuhkan perasaan tertrentu.
2. Efek Kognitif Komunikasi Massa
Efek
kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif
bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini dibahas tentang cara media massa dapat
membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermamfaat dan mengembangkan
keterampilan kognitif.[7]
Informasi
yang disajikan media massa berupa realitas yang tampak sebagai gambaran yang
memiliki makna. Gambaran tersebut lazim disebut citra.
Efek
kognitif komunikasi massa dapat dijelaskan dengan cara menelaah terlebih dahulu
proses pembentukan dan perubahan citra, lalu memperkenlkan agenda setting yang
merupakan penguraian dari pembentukan citra. Setelah itu, barulah dipahami efek
prososial kognitif media massa.
3. Efek Afektif Komunikasi Massa
Berikut
ini faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya efek afektif dari komunikasi
massa.[8]
a. Suasana
Emosional
Respon
kita terhadap sebuah film, iklan, ataupun sebuah informasi akan dipengaruhi
oleh suasana emosional kita.
b. Skema
Kognitif
Skema
kognitif merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan alur
peristiwa.
c. Situasi
Terpaan
Situasi
terpaan adalah situasi yang menyebabkan timbulnya sifat tertentu.
d. Faktor
Predisposisi Individual
Faktor
ini menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan
dalam media massa. Dengan identifikasi penonton, pembaca, atau pendengar
menempatkan dirinya dalam posisi tokoh. Ia merasakan apa yang dirasakan tokoh.
Oleh karena itu, ketika tokoh identifikasi (identifikan) itu kalah, ia juga
kecewa, ketika identifikasikan berhasil, ia gembira.
4. Efek Behavioral Komunikasi Massa
Efek
ini menjelaskan bahwa efek komunikasi massa terhadap perilaku khalayaknya yang
teraplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Perilaku yang terjadi sebagai dari
komunikasi massa yang akan dibahas adalah efek prososial behavioral dan
perilaku agresif karena keduanya lebih sering dibicarakan.
a. Efek
Prososial Behavioral
Perilaku
profesional adalah memiliki keterampilan yang bermamfaat bagi dirinya dan orang
lain.[9]
Keterampilan dapat diperoleh dari tenaga pendidik keterampilan yang sifatnya
personal, seperti guru, orangtua, dan tenaga pendidik keterampilan lainnya.
Pergeseran dunia kearah modernitas membuat tugas mendidik sebagian diambil oleh
media massa. Misalnya, majalah tentang fashion hijab style telah
mengajarkan pembacanya untuk berkreasi dalam menggunakan hijab. Sekalipun demikian,
perlu dipahami bahwa kita mampu memiliki keterampilan tertentu apabila terdapat
jalinan positif antara stimulus yang kita amati dan karakteristik diri kita.
b. Perilaku
Agresif
Muncul dugaan bahwa penyajian informasi,
cerita hingga adegan kekerasan oleh media massa akan memancing orang-orang yang
mendengar, menonton, dan membaca kekerasan tersebut akan melakukan kekerasan
pula. Dengan kata lain, akan mendorong orang menjadi agresif. Agresif adalah
perilaku yang diarahkan untuk merusak sesuatu yang dapat menghindari perlakuan
seperti itu. Contoh perilaku agresif yaitu, ketika maraknya kabar seorang siswa
sekolah dasar yang meniru adegan gulat dari acara Smack Down sehingga
satu orang tewas akibat adegan gulat tersebut.
C. Model-model Efek Komunikasi Massa
Berikut
ini adalah model-model proses komunikasi massa.[10]
1. Model Teori Peluru (Bullet Theory Model)
Teori
peluru yang dikenal pula sebagai teori Hypordermic Needle atau Stimulus-Response
yang mekanistis menyatakan bahwa komunikasi massa memiliki kekuatan yang besar
atau khalayak massa (audiens).
Media
massa dianggap memiliki pengaruh yang sangat besar, layaknya jarum suntik yang
dimasukkan dalam tubuh pasien, audiens menerimanya secara langsung dan
pengaruhnya spontan dirasakan. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan sikap
dan perilakunya secara spontan.
2. Model Efek Terbatas (Limited Effects Model)
Model
efek terbatas ini memperoleh dukungan yang kuat dari model alur komunikasi dua
tahao (two step flow) yang menyatakan bahwa tidak seluruh pesan media
mencapai aundiens secara langsung. Sebagian besar berlangsung secara bertahap.
Tahap pertama berasal dari media massa kepada para pemuka masyarakat (opinion
leaders). Adapun tahap kedua berasal dari pemuka masyarakat kepada khalayak
ramai (mass audience atau followers). Menurut model ini,
komunikasi masa hanya akan efektif, khususnya dalam mengubah sikap dan perilaku
(behavior change), apabila pemggunaannya dikokmbinasikan dengan komunikasi antarpribadi
(interpersonal communication).
3. Model Efek Moderat (Moderate Effects Model)
Model
ini meliputi pendekata-pendekatan berikut ini:
a. The Information-Seeking Paradigm
Kecenderungan
audiens untuk secara aktif mencari informasi yang bergantung pada opinion
leader. Paradigma ini memusatkan perhatiannya pada perilaku individual
dalam mencari informasi dan berusaha mengidentifikasikan faktor-faktor yang
menentukan perilaku.
b. The Uses and Grtifications Approach
Pendekatan
ini merupakan pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-pesan media
berdasarkan asas manfaat dan kepuasaan. Menurut pendekatan ini, komunikasi
massa mempunyai kapasitas menawarkan sejumlah pesan yang dapat dimanfaatkan
oleh komunikannya, sekaligus dapat memuaskan berbagi kebutuhannya. Dengan
demikian, orang yang berbeda dapat menggunakan pesan-pesan media yang
berbeda-beda.
Pendekatan
ini pertama kali dinyatakan oleh Elihu Katz sebagi reaksi terhadap Bernard
Berelson yang menyatakan bahwa penelitian komunikasi mengenai efek media massa
telah mati.
Karena
penggunaan media adalah salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan,
efek media sekarang didefinisikan sebagai situasi ketika pamuasan kebutuhan
tercapai.[11]
c. The Agenda-Setting Function
Model
lain yang termasuk adalah model efek moderat adalah pendekataan agenda
setting yang dikembangkan oleh Maxwell E. McComb dan Donal L. Shaw. Model
ini menunjuk pada kemampuan media massa untuk bertindak selaku agenda (catatan
harian) para komunikannnya. Hal ini disebabkan media memiliki kapasitas untuk
memilih materi atau isi pesan bagi komunikannya.
Materi
atau isi pesan ini diterima komunikan sebagai sesuatu yang penting yang dapat
memengaruhi sikap dan perilakunya mengenai sesuatu. Menurut teori ini, media
massa tidak dapat memengaruhi orang untuk merubah sikap, tetapi cukup
berpengaruh terhadap hal-hal yang dipikirkan orang. Artinya, media massa
memengaruhi persepsi khalayak tentang sesuatu yang dianggap penting.
d. The Cultural Norms Theory
Menurut
teori ini, komunikasi massa memiliki efek yang tidak langsung atas perilaku
malalui kemampuannya dalam membentuk norma baru. Norma ini berpengaruh terhadap
pola sikap yang pada akhirnya memengaruhi pola perilakunya.
4. Model Efek Kuat
Model
efek kuat ini merupakan indikasi bahwa pada suatu saat orang akan benar-benar
mendapati komunikasi massa yang memiliki efek yang besar, all-powerfull dalam
versi yang baru.
Sejumlah
studi sependapat bahwa komunikasi massa dapat mewujudkan powerfull effect apabila
ia digunakan dalam program atau kampanye yang dipersiapkan lebih dahulu secara
cermat sesuai dengan prinsip komunikasi yang ada. Prinsip tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Prinsip
mengulang-ulang (redundancy), yaitu mengulang-ulang suatu pesan selama periode
waktu tertentu. Cara ini banyak membawa hasil dibandingkan dengan hanya
menyajikan pesan tunggal dalam memperoleh efek yang diinginkan.
b. Mengidentifikasikan
dan memfokuskan pada audiens tertentu yang ditargetkan (segmentasi khalayak),
kemudian secara khusus dalam arti pesan-pesan itu hanya ditujukan kepadanya dan
tidak kepada setiap orang.
c. Ide
atau gagasan dari teori komunikasi juga dapat digunakan dalam pengembangan
tema-tema komunikasi, pesan-pesan yang akan diciptakan, dan media yang
digunakan.
5. Penggabungan Saluran Media Massa dengan Saluran
Antarpribadi
Schramm
menunjukkan secara khusu tugas-tugas modernisasi yang dapat dan tidak dapat
dilakukan oleh media massa dan dapat diterapkan untuk setiap situasi komunikasi
massa. Penggabungan antara media massa dan saluran antarpribadi merupakan alat
ysng paling efektif untuk menvapai hal berikut.[12]
a. Mencapai
Khalayak dengan Ide-ide Baru
Penggabungan
media massa dan saluran antarpribadi memengaruhi khalayak untuk memanfaatkan
inovasi-inovasi. Bentuk penggabungan antara kedua saluran itu disebut sebagai
forum media (mass media forums, media forums).
Forum
media ini pertama kali dikembangkan di kalangan keluarga-keluarga petani di
Kanada. Kemudia menyebar ke Jepang dan negar-negara berkembang.
b. Jenis
Forum Media
Jenis-jenis
forum media adalah sebagai berikut. Forum-forum radio; India pernah tercatat
sebagai negara yang paling luas menggunakan forum radio. Di negara tersebut,
forum radio berusaha membantu para petani menyadarkan mereka tentang masalah
atau inovasi di bidang pertanian dan kesehatan serta meningkatkan semangat
mereka untuk mencoba ide-ide baru.
Secara
reguler, program-program radio yang telah dijadwalkan, mengadakan agenda
pertemuan anggota forum, baik di rumah maupun tempat umum untuk mendengarkan
siaran yang berfungsi sebagai agen kelompok belajar yang menyertainya.
Forum-forum
itu memberikan umpan balik secara teratur berupa laporan diskusi atau
pertanyaan-pertanyaan klasifikasi kepada penyiar.
c. Sekolah
Media Massa
Sekolah
media berusaha memberikan dasar-dasar pendidikan, termasuk latihan melek huruf
kepada penduduk di pedesaan yang terpencil.
d. Kelompok-kelompok
Studi di Republik Rakyat Cina
Partai
komunis Cina mempergunakan kelompok diskusi majalah dan surat kabar sebagai
alat indoktrinasi dan pengajaran di kalangan kader partai dan para pengikut
partai untuk jangka waktu 50 tahun.
Berbagai
tipe forum media tersebut merupakan bentuk-bentuk komunikasi massa yang
kombinasikan dengan dampak komunikasi antarpribadi dalam kelompok-kelompok
kecil. Kelompok merupakan unsur yang penting dalam menggerakkan
individu-individu untuk menerima pesan-pesan yang disampaikan melalui media
massa. Prinsip dasar yang digunakan adalah menanamkan atau mengintroduksikan
gagasan kepada sejumlah khalayak secara luas.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi
massa adalah bentuk komunikasi yang memanfaatkan media massa untuk menyebarkan
pesan kepada khalayak luas pada saat yang bersamaan.
Adapun
tanda pokok dari komunikasi massa ada empat; bersifat tidak langsung; bersifat
tidak satu arah;bersifat tidak terbuka; dan mempunyai publik. Adapun
ciri-cirinya yaitu: melembaga, anonim dan heterogen, pesan bersifat umum, komunikasinya
berlangsung satu arah, menimbulkan keserempakan, mengandalkan peralatan teknis,
dan dikontrol oleh gatekeeper.
Unsur-unsur
komunikasi massa adalah sumber, pesan, saluran, penerima, dan efek. Efek yang
ditimbulkan dari komunikasi massa dapat memengaruhi aspek kognitif, afektif,
dan konatif pelaku komunikasi.
Penggabungan
saluran media massa dengan saluran antarpribadi merupakan alat yang paling
efektif untuk mencapai khalayak dengan ide-ide baru, menghasilkan berbagai
jenis forum media, menjadikan sekolah sebagai maedia massa dan
kelompok-kelompok studi di Republik Cina.
DAFTAR
PUSTAKA
Daryanto.
2010. Ilmu Komunikasi. Bandung: Satunusa
Laksana,
Muhibudin Wijaya. 2015. Psikologi Komunikasi. Bandung:
CV Pustaka Setia
Nuruddin.
2013. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Press
Rahmat,
Jalaluddin. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Wiryanto.
2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo
Karlinah,
Siti. 1999. Komunikasi Massa. Jakarta: UT.
[1]
Nuruddin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: Rajawali Press, 2013,
hlm. 3-4
[2]
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2003, hlm. 17
[3]
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Grasindo, 2000, hlm: 33
[4] Loc.Cit.,
Jalaluddin, Psikologi..., 2003, hlm.179
[5] Loc.Cit.,
Wiryanto, Teori..., 2000, hlm. 35
[6]
Daryanto, Ilmu Komunikasi, Bandung: Satunusa, 2010. Hlm. 27
[7] Siti
Karlinah, Komunikasi Massa, Jakarta: UT, 1999, hlm. 8
[8]
Loc.Cit.,Jalaluddin Rakhmat, hlm.232-234
[9] Op.Cit.,
Jalaluddin Rahmat, hlm. 237
[10]
Loc.Cit,. Daryanto, ilmu..., 2010, hlm. 29
[11]
Loc.Cit., Jalaluddin Rahmat, Psikologi..., 2003, hlm. 179
[12] Loc.Cit.,
Wiryanto, Teori..., 2000, hlm. 47.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar